Minggu, 16 Desember 2012

Perbedaan film 2D dengan 3D


       Ada berbagai jenis format fim yang masing – masing memliki perbedaan, mungkin kita kurang menyadarinya saat menonton film. Pada film yang berformat 2D tidak ada benang halus, suara lebih bagus, warna lebih cerah dan tajam namun resolusi layarnya agak berkurang karena semakin lebar maka semakin gepeng layarnya.

       Sedangkan untuk film 3D, film ini meningkatkan ilusi kedala persepsi yang berasal dari fotografi stereoskopik, gambar sistem greak kamera biasa digunakan untuk merekam gambar seperti yang dilihat dari dua perspektif dan pernagkat keras proyeksi khusus atau menggunakan kacamata untuk menampilkan ilusi kedalam ketika melihat film.


       Sebuah film 2D dapat dirubah format menjadi 3D namun dibutuhkan biaya yang besar dan juga kerja keras yang lebih karena harus men-scan setiap frame yang asli lalu dimanipulasi supaya menghasilkan versi mata kiri dan kanan, ada 3 metode yang digunakan untuk mengubah film 2D menjadi 3D yaitu :
  • Metode kedalaman dari gerak
                Metode ini memungkinkan film untuk secara otomatis memperkirakan kedalaman menggunakan berbagai jenis gerak. Dalam kasus ini, peta kedalaman kamera merekam seluruh gerak adegan dalam film agar dapat dihitung geraknnya. Juga, gerakan obyek dapat dideteksi dan daerah bergerak dapat diberikan dengan nilai kedalaman lebih kecil dari latar belakang. Selain itu, oklusi memberikan informasi tentang posisi relatif permukaan bergerak.

  •  Kedalaman dari fokus
                Pendekatan jenis ini juga disebut "kedalaman dari defocus" dan "kedalaman dari blur". Dalam pendekatan "kedalaman dari defocus" (DFD), informasi kedalaman diperkirakan berdasarkan jumlah gambar kabur yang dianggap objek, sedangkan "kedalaman dari fokus" (DFF) pendekatannya cenderung membandingkan ketajaman obyek rentang gambar yang diambil dengan jarak fokus yang berbeda dalam rangka untuk mengetahui jarak ke kamera. DFD hanya membutuhkan 2 sampai 3 gambar pada fokus yang berbeda untuk bekerja dengan benar sedangkan DFF membutuhkan 10 sampai 15 gambar  tetapi lebih akurat daripada metode sebelumnya (DFD).

  •   Kedalaman dari perspektif
                Ide metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa garis paralel, seperti rel kereta api dan pinggir jalan, tampak menyatu dengan jarak, akhirnya mencapai titik hilang di cakrawala. Menemukan ini titik hilang memberikan titik terjauh dari seluruh gambar. Semakin garis konvergen, semakin jauh mereka tampaknya. Jadi, untuk peta kedalaman, daerah antara dua garis menghilang tetangga dapat didekati dengan pesawat gradien.

Terdapat Software yang dapat mengkonversikan film 2D menjadi format 3D, yaitu :
  • ·         vFx 2D to 3D converter
  • ·         YUVsoft 2D to 3D Suite
  • ·         dll
referensi :
http://tawvic.wordpress.com/2011/10/21/perbedaan-mendasar-kualitas-film-bioskop/
http://en.wikipedia.org/wiki/3D_film

Tidak ada komentar:

Posting Komentar